Hunian 68

26 December, 2012

4 Hal Memaksimalkan Furnitur Build In



Jangan biarkan di rumah ada sebuah ceruk di dinding dibiarkan kosong dan mubazir. Sebaiknya Anda memaksimalkan dengan mengisinya menjadi furnitur (build in).

Furnitur build in merupakan solusi desain pada ruang sisa. Berfungsi sebagai wadah penyimpanan barang, mulai barang yang sering digunakan sehari-hari sampai barang koleksi yang jarang digunakan. Juga, benda-benda yang sifatnya aksesori untuk percantikan ruangan.

Agar hasil furnitur built in maksimal, paling tidak ada empat hal yang sebaiknya Anda perhatikan, seperti berikut ini:

1. Pahami fisik
Permukaan bidang ceruk yang rata merupakan syarat untuk membuat furnitur build in. Pastikan Anda menempatkan pada dinding yang mulus tanpa cacat. Sebaiknya lakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum memulai memasang furnitur built in. 

2. Tentukan letak sesuai fungsi
Jika Anda telah memastikan letaknya. Pastikan fungsi dan posisi  furnitur built in menentukan dimensi alias ukuran. Misalnya desain lemari built in untuk kulkas tentu harus memperhatikan ukuran kulkas yang Anda beli. 

Selain soal fungsi dan posisi, setiap rak – di mana pun ia akan ditempatkan - mensyaratkan adanya lubang ventilasi udara. Udara lembap atau panas yang terperangkap jika tidak dibuang akan merusak barang yang Anda simpan.

3. Buatlah daftar barang yang akan disimpan
Buatlah daftar barang yang hendak Anda simpan di dalam furnitur built in. Apakah berupa pakaian, perabot rumah tangga, sepatu kesayangan, atau barang pajangan koleksi? Jenis barang ini membantu Anda untuk merancang desain furnitur built in yang paling cocok.

4. Cermati bahan dasar dan finishing
Bahan dasar yang lazim untuk furnitur built in adalah plywood atau multipleks. Selain mudah diinstal, plywood mudah didapat dan harganya relatif terjangkau dibandingkan kayu solid. 
    
Nah, sebagai finishing-nya adalah cat duko, cat melamik, dan bahan pelapis HPL. Anda boleh saja menggunakan veneer atau lembaran tipis dari sayatan kayu solid. Tapi harganya lebih mahal dibanding HPL. Umumnya orang jarang menggunakan kayu solid sekelas jati, merbau, sonokeling, atau ulin. Kayu-kayu ini memiliki bobot yang cukup berat dan harganya mahal. 

0 komentar:

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: info@bdp.co.id

Tlp: (021) 5365 5163

Our Team CS